Jakarta, GATRAnews - Hati-hati jika kebetulan Anda bertemu sekelompok anak muda yang terlihat pendiam, pandangan mata kosong, dan pucat di jalan atau mall. Wabah zombie memang belum menyerang Indonesia, namun mereka bukan tanpa tujuan berdandan sebagai zombie, berjalan terpatah-patah seolah ada daging busuk di tubuh mereka.
Fenomena tersebut adalah bagian dari atraksi kelompok Indonesian Zombie Community (IZoC), sebuah komunitas yang berawal dari forum dunia maya di kaskus bernama Kompie Zombie pada 2008. Diawali dari berbagi informasi sesama pecinta film dan penggemar game zombie, kini IZoC mulai aktif terlihat di berbagai acara dan undangan. Salah satunya, melakukan the biggest zombie walk in Asia pada 29 Januari 2013 lalu. Acara itu diikuti setidaknya 200 lebih 'zombie' dari sepanjang jalan Sudirman hingga Bundaran Hotel Indonesia. Bahkan diantara 200 orang tersebut ada 'zombie' yang berasal dari Pekanbaru, Surabaya, Yogyakarta, dan sekitar Jabodetabek.
'Kita berkeliaran jadi zombie di event, ajang mengumpulkan anggota baru. Kopdar (kopi darat) sebulan sekali. Intinya jadi fasilitas menyalurkan minat dan bakat, bukan ke arah materi,' kata Dian, selaku shift event organizer IZoC saat ditemui di acara Popcon Asia, JCC, Senayan, Jakarta, sabtu (6/7).
Dian juga menjelaskan komunitas IZoC sebenarnya sedang mempersiapkan pembuatan film zombie melalui beberapa cerita yang diseleksi dari beberapa penulis. Namun sayang masih mentok di bagian pra-produksi alias dana. Menurut mereka, pasar film zombie di Indonesia sebenarnya masih terbuka karena masih belum menjadi trend atau mainstream.
Sebelumnya juga sempat ada rencana pembuatan film zombie Indonesia pertama, Mati Setengah Hidu dan IZoC sudah siap mengisi peran-peran zombie. Sayang film itupun masih tak jelas masa depannya. 'Kita masih cari sponsor. Memang ada fee dari beberapa event tapi itu kembali ke komunitas. Paling enak kalau mau gabung IZoC tinggal membawa diri. Mau jadi zombie di make-up-in, Mau jadi make up artist diajarin. Make up dari kita,' tutur Dian.
Dian sendiri mengakui mendapat kepuasan sebagai make up artist dengan bergabung di IZoC. Dengan 6.000 anggota di facebook dan 500 anggota aktif, berbagi ilmu menerapkan make up zombie dan regenerasi cukup mudah dilakukan. Ada penggemar game dan film, fotografer, ada juga make up artist profesional yng mendandani para zombie dalam acara-acara. 'Untuk yang standar, make-upnya sama dengan make up biasa. Tinggal cari referensi di internet mau zombie yang gimana. Kalau beauty kan make upnya cerah dan berseri. Kalau zombie lebih pucat, busuk, mati,' jelasnya.
Pengalaman salah satu member IZoC yang alergi make up dapat menggantikannya dengan gluten dan memberikan tampilan zombie yang tak jauh berbeda. Selain make up, para zombie yang kebanyakan adalah anak muda merasa jad artis sehari ketika difoto-foto. Namun dalam menakut-nakuti orang, IZoC sendiri menerapkan batasannya agar jangan sampai membuat orang lain tidak nyaman dan terjadi dampak yang tidak diinginkan alias di bully.
Sebab, ada beberapa pengalaman terjadi ketika para zombi mengenakan make upnya dan berada di tempat umum, termasuk orang tua yang marah mengira ada setan dalam ruangan. 'Pernah juga ada ibu-ibu kaget karena ada zombie yang lewat. Sebenarnya cuma lewat tapi dia dipukul pakai tas. Kita beri pengetahuan basic bagaimana menjadi zombie yang baik dan benar, menakuti tanpa disalahkan. Jangan serang eye contact langsung. Untuk perempuan jangan berkeliaran sendiri agak tidak dimanfaatkan dengan modus foto bareng,' lanjut Dian.
Aturan-dan batasan yang ada memang sengaja dibuat agar terhindar dari orang yang tak bertanggung jawab. Walaupun masih menunggu kesempatan untuk beraksi di layar lebar, IZoC mengaku sedang mempersiapkan tim performance (dengan dandanan, cara berjalan, cara bergerak, bahkan tarian yang khas) khusus untuk mengisi acara-acara. (*/Ven)
Add comment
No comments:
Post a Comment